Keberadaannya mustahil, tak terjelaskan, dan membingungkan sekaligus. Ia masalah yang tak bisa dipecahkan. Tak terbayangkan bagaimana ia menjadi ada, bagaimana ia berhasil mencapai sejauh itu. Joseph Conrad, Heart of of Darkness (1902)
Sjam Kamaruzzaman dalam proses pengadilan |
Dokumen Supardjo memungkinkan kita membongkar sebuah misteri: hubungan antara para perwira militer (Untung, Latief, dan Soejono) dan kelompok sipil (Sjam dan Pono) dalam kepemimpinan Gerakan 30 September. Di antara lima tokoh pimpinan inti, Sjam tokoh yang terpenting. Sayangnya, dokumen ini tidak membantu kita menjawab pertanyaan-pertanyaan yang secara logis menyusul: Siapa Sjam? Apakah Sjam pembantu setia Aidit dan hanya mengikuti perintah? Kemudian, apakah Aidit pemimpin G-30-S yang sebenarnya, yang memainkan Sjam dari belakang layar? Atau, apakah Sjam mempunyai kemandirian, sehingga ia sendiri bisa merancang G-30-S dan membiarkan Aidit tidak tahu detil rencana? Apakah Sjam lebih bekerja untuk tentara ketimbang untuk Aidit? Ataukah ia bekerja untuk pihak ketiga? Biro Chusus yang dipimpinnya itu apa, dan bagaimana badan itu berfungsi di dalam partai?
Mengingat langkanya bukti, menjadi mungkin untuk membayangkan beraneka ragam skenario dengan tingkat-tingkat kesalahan yang berbeda-beda bagi para pelaku yang terlibat. Aidit, misalnya, bisa dikemukakan sebagai dalang dari seluruh operasi, secara pribadi terlibat dalam setiap aspeknya, atau sebagai sosok naif bernasib sial dalam suatu perangkap terperinci yang direkayasa Sjam. Kinerja dalam tubuh partai sama sekali kabur, setidak-tidaknya bagi mereka yang berperhatian terhadap fakta-fakta dan tidak diwajibkan memercayai dongeng-dongeng yang dipaksakan rezim Suharto terhadap masyarakat Indonesia. [baca selanjutnya: 'Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto']
Tidak ada komentar:
Posting Komentar