28 September 2010

Aidit, PKI, dan G-30-S


Bagi PKI, disiplin dimaksud untuk menyelenggarakan pekerjaan dengan tepat dan baik. Dan suatu pekerjaan baru dapat diselenggarakan dengan tepat dan baik kalau disertai dengan kesetiakawanan atau solidaritas … Berdasarkan moral Komunis itu diterapkan pelaksanaan “Centralisme demokrasi,” yaitu centralisme yang didasarkan kepada demokrasi dan demokrasi yang dipusatkan, dimana dipadukan pertanggungan-jawab kolektif dengan pertanggungan-jawab perseorangan. Sudisman, Uraian Tanggungdjawab (1967)

D. N. Aidit
Bukti yang ada sejauh ini memperlihatkan bahwa Aidit sedikitnya menyetujui kerja sama Sjam dengan para perwira militer untuk melancarkan serangan mendahului terhadap pimpinan tertinggi Angkatan Darat (SUAD). Menurut dokumen Supardjo, Sjam adalah organisator utama Gerakan 30 September. Menurut Hasan, ia bawahan setia Aidit. Jika dua keterangan itu benar, kita harus menduga bahwa Aidit lebih dari sekadar sosok lugu yang mudah tertipu dalam G-30-S. Sampai di sini pertanyaan yang belum terjawab adalah apakah Aidit yang memprakarsai G-30-S dan memberi perintah kepada Sjam untuk melaksanakannya (sebagaimana diklaim versi rezim Suharto) atau ia mengizinkan Sjam bekerja dengan para perwira militer dengan anggapan para perwira itulah yang memimpin G-30-S? Apa yang diketahui Aidit tentang hubungan antara anggota-anggota Biro Chusus dan para perwira militer? Apa yang diceritakan Sjam kepadanya? Informasi apa yang didengar Aidit dari sumber-sumber lain mengenai kecenderungan para perwira yang ikut dalam G-30-S? Apakah Aidit sang dalang yang memerintahkan dan menyelia setiap gerak-gerik Sjam? Ataukah Aidit seorang pendukung G-30-S dan mendapat kesan bahwa para perwira militerlah yang mendalangi aksi?

Sukar menilai peranan Aidit karena tidak ada bukti langsung dan meyakinkan tentang hal ini. Mengingat sifat pengorganisasiannya yang rahasia, hanya dua orang yang dalam posisi mengetahui sepenuhnya peranan Aidit: Sjam dan Aidit sendiri. Angkatan Darat sudah menembak mati Aidit pada November 1965 sebelum ia sempat menyampaikan penjelasan tentang tindakannya. Dalam sidang Mahmilub pada 1967 Sjam menyatakan bahwa ia bertindak atas perintah Aidit. Pernyataannya ini tidak mungkin dibuktikan kebenarannya. Satu-satunya pendekatan terhadap persoalan mengenai peranan Aidit hanyalah secara tidak langsung, dengan merangkaikan kepingan-kepingan bukti dan mempertimbangkan masuk akal atau tidaknya kemungkinan-kemungkinan yang berbeda-beda itu. ... [baca selanjutnya: 'Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto']

Tidak ada komentar: